Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menurut Jama'ah Tabligh, Khuruj Itu Kewajiban Bukan? Kalau Dakwah Okela Kewajiban Setiap Mukmin, Tapi Metode Khuruj Ini Kewajiban Bukan ?

Ini merupakan pertanyaan yang disampaikan di myQuran: http://myquran.org/forum/index.php/topic,62873.msg1900611.html#msg1900611

Sdr. dan kawan-kawan,
Da’wah merupakan tanggung jawab kaum muslimin, dan metoda untuk menjalankan da’wah ini beragam untuk dilakukan. Tentunya orang-orang yang mempunyai akal dan berpikiran akan bertanya-tanya kenapa jaman Rasulullah SAW dan para Shahabat RA bisa tersebar ke berbagai lapisan dan daerah, padahal di jaman itu tidak ada media seperti yang sekarang, tidak ada TV, tidak internet, tidak ada radio? Kenapa di jaman itu bisa tersebar dengan luas, padahal juga jika dilihat di jaman itu awalnya sangat lemah dan jumlahnya sedikit? Kenapa hal itu terjadi?

Terus juga akan bertanya lagi kepada bangsa kita sendiri. Kenapa Al-Islam bisa tersebar di Indonesia? Bukankah di Indonesia mayoritas bukan beragama Islam sebelumnya, melainkan agama hindu ataupun anisme? Kenapa bisa tersebar di jaman itu? Islam tidak disebarkan melalui burung ataupun berita-berita di media? Kenapa bisa tersebar ke seluruh nusantara? Kenapa hal itu terjadi?

Kenapa meskipun media banyak, TV, Internet, Radio, tetapi kenapa banyak juga orang-orang muslim yang berpindah ke dalam agama lain? Kenapa hal itu bisa terjadi? Begitupun dengan orang Islam yang pergi ke Eropa, begitu pindah dulu-dulu banyak yang berubah, yang menggunakan jilbab akhirnya menggunakan celana bikini seperti mereka yang ada di Eropa kebanyakannya? Kenapa hal itu terjadi? Kenapa juga ada orang-orang Indonesia dari jawa yang pergi ke Australia, awalnya mereka itu sholat, tetapi lama-lama turun-turunan mereka lupa dengan agama Al-Islam yang mulia. Kenapa hal itu terjadi? Bukankah telah banyak kitab dicetak?

Khuruj itu salah satu metoda penyebaran, dan juga menyebarkan da’wah melalui media cetak/elektronik itu metoda juga. Kedua-duanya mempunyai peran dalam penyebaran Islam, tetapi tentunya kita harus memahami karakter-karakternya. Kita tidak mungkin melepaskan metoda yang satu, dikarenakan ada metoda lainnya. Begitupun kita tidak mungkin meninggalkan metoda yang asli, karena begitu banyak metoda pilihan lainnya. Metoda yang satu tentunya akan bersifat menyeluruh untuk ummat, tetapi metoda lainnya hanya bisa dijalankan secara pribadi-pribadi yang memang mampu.

Khuruj ini tentunya mempunyai pasangannya, oleh karena itu perlu juga memperhatikan pasangannya yaito maqomi sebagai tempat kita membuat kerja da’wah di tempat sendiri, sedangkan Khuruj untuk melakukan penyebaran da’wah Islam ke tempat lain. Khuruj ini jelas merupakan pola penyebaran yang asli, karena di jaman Nabi dan juga para Shahabat RA ini merupakan pola yang ada bahkan jika kita membaca kisah-kisah para Ulama, maka khuruj ini merupakan hal yang biasa, seperti halnya ketika penyebaran Islam di nusantara, tentunya para Ulama itu datang bukan dengan menyebarkan buletin ataupun media lainnya. Tentunya aktifitas da’wah itu sendiri beragam ketika dijalankan ketika khuruj ataupun maqomi, tentunya juga perlu bertemu langsung dengan kaum muslimin khususnya ataupun manusia lainnya.

Cukup aneh kita mengajak kaum agama lain, sedangkan kita tidak mengingatkan ummat kaum muslimin sendiri.

Dalam da’wah ini tentunya ada yang disampaikan melalui:

(1) penjelasan umum secara ijtimaiyyah (ceramah umum)
(2) khususi bertemu ke kalangan yang khusus seperti alim, ustadz, sesepuh, ataupun masyarakat yang perlu dikunjungi
(3) da’wah umumi dimana kita bertemu dengan kaum muslimin secara langsung apakah di rumahnya ataupun di jalanan,
(4) da’wah secara infirodhiyyah, dimana bisa dari hati ke hati untuk menyampaikan agama ketika di masjid atau sedang tenang.

Khuruj dan aktifitas da’wah baru akan bermakna jika dilakukan bertemu langsung serta juga dengan biaya sendiri dan jiwa sendiri. Lalu kita berpikir, bagaimana dengan awalnya Al-Islam, apakah langsung bertemu? Jelas kita akan menjawab bertemu dengan langsung, dan tersebarnya melalui perjalanan itu sendiri.

Jadi Khuruj dan aktifitas da’wah langsung itu merupakan metoda asli yang tidak boleh berhenti untuk ummat Islam, tetapi bukan berarti metoda pilihan lainnya tidak perlu diperhatikan, seperti TV, Radio, CD dsb, tetapi metoda pilihan ini juga tidak boleh dijadikan sebagai pengganti dari metoda asli yang sebenarnya telah ada dari awal perjalanan da’wah Nabi kita sampai penyebarannya di Indonesia dulu.

Dan karena mulai ditinggalkan, maka begitu banyak kaum muslimin yang meninggalkan amal-amal agama kita sendiri. Sehingga jika banyak kaum muslimin menjalankan khuruj dan maqomi ini kurang lebih 100.000 rombongan setiap tahun, diharapkan masjid-masjid akan makmur dengan amal-amal agama dan banyak kembali kaum muslimin yang mengamalkan agama.

2 komentar untuk "Menurut Jama'ah Tabligh, Khuruj Itu Kewajiban Bukan? Kalau Dakwah Okela Kewajiban Setiap Mukmin, Tapi Metode Khuruj Ini Kewajiban Bukan ?"

Unknown Jumat, 29 Agustus, 2014 Hapus Komentar
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perintah untuk berdakwah dalam al-Qur’an dan Hadits sangatlah banyak akan tetapi dalil-dalil tersebut bersifat umum, artinya:
1. semua orang boleh berdakwah dengan syarat telah memiliki kemampuan untuk berdakwah.
2. cara atau metode yang digunakan bebas, tidak mengikat, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum-hukum syar’i

Metode dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam meliputi :
1. metode lisan (bertatap muka & khutbah)
2. metode tulisan (mengirim surat kepada raja-raja)
3. menikahi janda-janda pemimpin khabilan yang berhasil dikalahkan dalam jihad.
4. memberi hadiah
5. akhlak yang baik.

Sementara saudara-saudara di JT mempunyai keyakinan bahwa “khuruj itu suatu metode dakwah yang lebih sempurna atau lebih baik” daripada metode dakwah yang lain.

Keyakinan seperti ini berarti telah mengkhususkan sesuatu yang bersifat umum, sehingga memerlukan dalil.

Imam Asy Syafi’I rahimahullah berkata:
“Semua perkataan yang umum dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibawa kepada keumumannya sampai diketahui hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa yang diinginkan darinya adalah sebagian makna tanpa yang lainnya”.
(Ar Risalah hal. 341.)

Ibnu Hajar Al Asqolani Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
“Yang dimaksud setiap bid’ah adalah sesat yaitu setiap amalan yang dibuat-buat dan tidak ada dalil pendukung baik dalil khusus atau umum.” [Fathul Bari, 13: 254 ]

====================================================================
PERTANYAAN UNTUK SAUDARA-SAUDARA DI JT:
Tolong sampaikan 1 (satu) saja hadits yang shahih, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alahisallam telah MENGKHUSUSKAN suatu metode dakwah, yaitu berdakwah dengan cara “khuruj” itu lebih baik atau lebih sempurna?!
====================================================================
Gusari bethan Rabu, 11 Oktober, 2017 Hapus Komentar
Wa'alaykumussalam warohmatulloh
Tidak ada,yang ada hanyalah perintah untuk berdakwah, dan berdakwah dengan cara apapun boleh asalkan tidak bertentangan dengan Alqur'an dan Assunnah.
Kini sa'atnya umat Islam harus bersatu, hindari perdebatan, InsyaAlloh sukses.